Rini Darmastuti/Mustika Kuri Prasela
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, telp (0298) 321212
Hp. 08156595814/e-mail: rindarmas@yahoo.com, mustikakuri@staff.uksw.edu
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, telp (0298) 321212
Hp. 08156595814/e-mail: rindarmas@yahoo.com, mustikakuri@staff.uksw.edu
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 2, Mei - Agustus 2010, halaman 204 - 216
Abstrak
Proses pembelajaran yang sering disebut oleh komunitas Samin sebagai sekolah masih berlangsung sampai saat ini. Proses pembelajaran ini sering disebut dengan „Sinau Nulis‟. Dalam kehidupan mereka, belajar bukan hanya dipahami sebagai proses untuk mempelajari huruf dan angka, tetapi dipahami sebagai pembelajaran seumur hidup. Secara khusus, berarti belajar tentang bagaimana bertahan hidup dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang ada. Oleh karena itu, „Sinau Nulis‟ hanya dilihat sebagai bagian kecil dari apa yang mereka pahami sebagai belajar. Meski demikian, belajar membaca dan menulis tetap merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari komunitas Samin. Hal ini terjadi karena pada saat ini mereka mulai menggunakan HP, teknologi dan sepeda motor. Untuk bertransaksi dan menggunakan media massa, mereka membutuhkan kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Sayangya proses belajar baca dan tulis yang saat ini mereka selenggarakan belum bisa menyebar ke seluruh komunitas karena keterbatasan guru, tempat dan waktu. Sisi yang menarik untuk dicermati adalah ppada saat proses pembelajaran seumur hidup ini dipraktekkan dengan system komunikasi dua arah. Sehingga lebih lanjut, tulisan ini akan menggambarkan beberapa temuan tentang fakta komunikasi dua arah dalam proses „sinau nulis‟.
Kata Kunci : komunitas Samin, sinau nulis, komunikasi dua arah
Kesimpulan
Berdasarkan sajian dan analisa data di atas, maka kesimpulan dari tulisan tentang model pembelajaran berbasis „two way communica- tions‟ dalam kehidupan komunitas Samin adalah Komunitas yang memandang proses pembelajaran sebagai proses belajar seumur hidup. Prinsip yang diterapkan adalah belajar tentang segala hal yang penting bagi kehidupan mereka, kapan saja, bersama dengan siapa saja.
Pola pembelajaran sebagai proses so- sialisasi dan pewarisan budaya komunitas Samin terwujud dalam bentuk komunikasi dua arah yang informal dan alami. Berdasarkan pola pembelajaran ini, maka peserta belajar melaku-
kan pembelajaran ini dengan sukarela sehingga tingkat kecemasan rendah. Pemahaman yang sama (mutual understanding) dalam pem- belajaran ini mudah tercapai. Dalam hal ini pe- serta belajar dapat lebih mudah mengerti de- ngan terbukti mampu memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran. Komunikasi dua arahpun terbangun dengan lebih mudah.
Available at: http://repository.upnyk.ac.id/760/1/Two_Ways_Communication.pdf
No comments:
Post a Comment