Thursday, February 7, 2013

Surat Ruhul Kudus Kepada Metro TV Tentang Penayangan Aliran-Aliran Sesat Dalam "Unsolved Cases 2005"


Berikut surat dari Kaum Eden kepada Metro TV

"Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden"
Surat Ruhul Kudus Kepada Metro TV
Tentang Penayangan Aliran-Aliran Sesat Dalam "Unsolved Cases 2005"
di Metro TV, Tanggal 10 Desember 2005


Atas Nama Tuhan Yang Maha Sakral

Telah ditayangkan penilaian Metro TV atas kaum Eden dan diri kami. Bahkan, selintas tertayangkan cuplikan VCD Sumpah-Sumpah di Eden, yang termaktub di dalamnya sumpah Ruhul Kudus dan sumpah Allah Subhanahu wa ta’ala. Adapun sungguh itu merupakan penghinaan terhadap kami dan Tuhan. Kesakralan dan kekeramatan sumpah kami yang sangat bertulah telah anda hinakan. Metro TV tak tanggung-tanggung telah mencemari kekudusan Kerajaan Tuhan dengan menyamakan takdir-Nya yang maha besar ini dengan pelaku-pelaku aliran sesat, seperti aliran Madi di Palu dan Pondok Nabi di Bandung yang tak dilegitimasi Tuhan. Andy F. Noya-lah penanggung jawab program itu, maka kepadanyalah kukhususkan suratku ini.

Crew Metro TV datang ke tempat kami dan sudah dikatakan bahwa kaum Eden tak dapat diwawancarai, karena ada larangan dariku kepada mereka untuk tak menerima wawancara dari pihak mana pun. Komunitas Eden jangan diwawancarai. Padakulah semua jawaban dari Eden. Segala urusan dan tulisan tentang Eden secara resmi ditanggapi langsung oleh Ruhul Kudus dan Tuhan, bukannya mereka. Anggap saja itu adalah misteriku.

Layak disimak hal itu sebagai kebijakanku demi menyatakan bahwa akulah Raja di Kerajaan Eden ini. Dan, Tuhanlah atasanku dan Rajaku Yang Maha Agung. Dan, itu pun kumaksudkan untuk memutuskan pengkultusan terhadap seseorang walaupun dia dimuliakan Tuhan dan diberkati dengan seribu mukjizat sekalipun. Kerasulan ini adalah Kerasulan malaikat. Aku yang berprakarsa untuk segala hal di Eden dari hal-hal yang terkecil hingga yang tak terhingga.

Teladan mengutip berita dengan jujur dan benar sedang kuajarkan ke media massa. Risalah-risalahku memuat apa saja tentang Eden dan aktifitasnya, serta apa-apa yang disoroti oleh kami dan Tuhan. Semuanya tertulis secara jelas dalam risalah-risalah terbuka yang selalu kami sebarkan. Jadi, setiap risalah kami telah tercetak dan terdokumentasi. Penjelasan di dalamnya panjang lebar meliputi seluruh keadaan dan jawaban Tuhan atas semua hal yang disoroti-Nya. Fatwa-fatwa Tuhan lengkap dan tuntas, jadi tak perlu lagi ada wawancara atas mereka yang bisa saja disimpangkan dan tak ingin dipertanggungjawabkan oleh pers. Kalau itu terjadi, hak jawab pun tak berguna, buang-buang waktu saja. Terlalu banyak berita sengit yang lebih menyita perhatian daripada hak jawab. Bahkan itu pun belum tentu diamalkan. Penekanan pers kepada narasumber lebih sering terjadi,
supaya berita lebih menarik dan ter-expose. Tak berdaya semua orang menghadapi keperkasaan pers. Bayangkan, Jibril saja sering dihinakan di media.

Sudah terlanjur terjadi penganiayaan wartawan Indo Pos oleh Hercules cs yang jengkel tak merasa diwawancarai tapi termuat namanya dikaitkan dengan preman Tanah Abang. Foto dan tulisan tak terkait, itu dalihnya. Cuma itu! Lalu kalau Hercules marah-marah karena tulisan itu tak jujur, maukah melihat penganiayaan Hercules itu keterlaluan dan itu merupakan pelanggaran hukum? Indo Pos harus menuntut perbuatan Hercules itu ke pengadilan. Menginginkan perlakuan istimewa, para preman itu menyombong. Salahkah Hercules, benarkah Indo Pos? Kesalahan Hercules penganiayaan, kesalahan Indo Pos tak beretika. Seperti itulah pembalasan-pembalasan Tuhan pada semua pihak yang bersalah. Bahaya pencemaran nama baik saja digugat Hercules, apalagi Jibril yang sedang bersumpah yang telah dilecehkan.

Berita kami jangan diperolok-olokkan walau tak menyentuh akal dan pemikiranmu. Karena, fatwa-fatwa kami itu bukan merupakan hasil olah pikiran manusia yang dangkal, tak sejauh keleluasaan pemikiran Tuhan. Penjelasan kami layak di-copy sepenuhnya. Jangan dibatasi dan diartikan sendiri-sendiri, dan tak perlu dibumbu-bumbui atau disalahartikan. Setiap tulisan kami tersebar ke segenap media massa dan publik. Jadi, tak perlu ada wawancara lagi dengan komunitas Eden.

Apalagi Lia Eden, dia selamanya dipingit Tuhan, tak diperkenankan menemui siapa pun tak terkecuali, selain yang diperkenankan Tuhan terhadapnya. Maka, seharusnya Metro TV tak menggenapi program "Unsolved Cases"-nya dengan gambar dari VCD Eden, karena itu bukan terkait dengan apa yang sedang dibahaskan dalam program "Unsolved Cases 2005" pada tanggal 10 Desember 2005.

Pelanggaran hal-hal yang menyangkut etika publikasi inilah yang sering dilakukan media massa tanpa rasa bersalah, sehingga kesantunan terhadap yang tersakral sekalipun berani dilanggar. Kesepakatan tak ada wawancara dengan komunitas Eden itu sudah final. Jangan berusaha menerobos. Liputan media massa yang tak menghargai hal itu akan kupaksa menaatinya melalui kepentingan mereka sendiri yang kugagalkan. Camkanlah itu!

Tak kusangkal, Penghakiman Tuhan terhadap Metro TV ini juga kumaknai sebagai pembelajaran etika umum untuk media massa. Pluralitas kejahatan media massa sudah membosankan. Tak mungkin lagi membenahinya, kecuali memadankan penghakimanku ini untuk mengajarkan kejujuran dan kesantunan dalam menerapkan pemberitaan yang benar dan akurat. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum sanggup menghentikan tayangan-tayangan tak layak. Erotisme, kekerasan, kemusyrikan dan kebrutalan mendominasi siaran televisi. Itu adalah perusakan moral dan akhlak bangsa. Sungguhtak bernurani tayangan-tayangan tersebut. Seberapa pun keuntungannya, akan tetapi tayangan yang merusak moral bangsa itu jauh lebih merugikan, dan bahkan membahayakan dan menakutkan. Pembalikan atas segenap dosa-dosa itu niscaya akan kulakukan.

Janganlah suka semena-mena menyiarkan berita yang tak valid. Jangan tak jujur, jangan memfitnah, jangan menyulut kemarahan masyarakat, jangan memeras, jangan mendurhakai Kerajaan Tuhan. Itulah pesan-pesanku untuk segenap media massa. Tiadalah selamat media massa yang menghakimi secara tidak adil terhadap orang-orang yang tersalah, apalagi terhadap orang-orang yang tak bersalah. Fitnah itu meluap seperti banjir.

Membosankan melihat berita yang tidak benar! Jadilah penyuluh berita yang benar dan akurat, tampilkan hiburan yang sehat dan suci. Beri ruang yang lebih banyak pada ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan santapan rohani yang damai dan menyejukkan. Jangan diterima tokoh yang garang dan pemarah. Tandai mereka itu!

Jangan menyebarkan pembodohan kepada masyarakat yang menikmati iklan-iklan yang sensual dan membalik logika. Sajikan kepedihan mereka yang membutuhkan perhatian publik agar mereka segera mendapat pertolongan. Tampilkan kebenaran yang dianiaya dan tampilkan kebenaran yang dimenangkan.

Pergulatan memenangkan kebenaran atau perlawanan atas kejahatan dan kemunafikan, tak segan-segan kukatakan bahwa hal itu kini banyak dicampurtangani malaikat. Kebenaran itu kini sedang meronta karena telah lama sekali ditenggelamkan dan dikhianati. Itu akan menjadi tayangan tauladan yang mengasyikkan dan memberikan pencerahan hati. Peminat kebenaran pun terpuaskan. Jadilah itu semua idola dan kemudian menjadi ideologi. Kebenaran pun mapan dan lestari. Bangsa pun suci dan
mulia kembali.

Sungguh, tayangan Metro TV tentang bencana tsunami di Aceh itu bagus sekali. Tapi kusayangkan itu belum berimbang dengan pemberitaan di ujung yang lain, yaitu bahaya kelaparan di Yahukimo. Walaupun demikian, semoga pahala perbuatan itu menjadi imbangan kelapangan dan keringanan bagimu di sisi Penghakiman Tuhan yang sedang tertuju. Selayak aku telah datang memperingatkan, seharusnya anda mencermati saran-saranku. Kuhimbau anda mempelajari sifat-sifat Tuhan. Betapa Tuhan itu Maha Baik. Dia tak langsung menghakimi kalau anda menyesal. Perbaiki
apa-apa yang menjadikan-Nya murka. Aku ini hanya sedang menjabarkan kehendak-Nya dan menjalani sebuah takdir-Nya yang maha penting. Kalau itu dilecehkan, mana mungkin kami berdiam diri saja? Perbuatan itu harus kami tegurkan. Tapi anda telah tersalah. Berita itu telah ditelan oleh pemirsa. Kesalahan itu bahkan telah menuai masalah bagi kami.

Kalau kaum Eden menyodorkan risalah-risalahku, buku, CD, VCD dan dokumentasi mereka, itu supaya anda tak salah menilai kebenaran mereka dan menyamakan mereka dengan yang sesat. Tapi, bahkan anda mengangkatnya untuk dihinakan!

Tunggulah azab yang akan menimpamu. Kerajaan Tuhan baru saja diresmikan penobatannya oleh-Nya sendiri. Maka, tiada kesakralan, kekeramatan dan tulah yang sekeras sebagaimana yang dimiliki Eden, Kerajaan Tuhan.

Sudah anda sebarkan bahwa semacam golongan kami inilah golongan-golongan yang terisolir dan tertutup yang rentan direkrut menjadi teroris yang berpotensi melakukan teror. Sungguh? Betapa itu adalah komentar Tamrin Amal Tamagola yang tak ditujukan langsung kepada kaum Eden saja, tapi komentar itu diambil sebagai bagian dari fakta yang disimpulkan–sebuah kesimpulan yang mengikutkan kaumku.

Betapa aku ini pemangku institusi Pengadilan Tuhan di bumi. Kamilah yang menghakimi para teroris. Maka, alangkah terbaliknya penilaian Metro TV itu. Pada pokoknya, kamilah yang selalu berinisiatif memudahkan petugas kepolisian membongkar jaringan teroris. Untuk kejahatan sekaliber itu, masa` malaikat berdiam diri saja? Potongan tiga kepala yang utuh dari tiga pelaku bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran Bali itu telah memudahkan kepolisian mengenali identitas
mereka. Coba saja anda pikir, mungkinkah terlepasnya ketiga kepala teroris itu bukan tak disengaja? Ketiganya tak mungkin merekayasa bomnya agar sama-sama tak sampai menghancurkan bagian kepala mereka. Dari bentuk kepalalah mayat itu paling mudah dikenali dan dilacak.

Sampai di sini, aku ingin bertanya, mengapa kepala itu terlepas dan tidak ikut hancur berkeping-keping? Mungkinkah kepala-kepala teroris itu terlepas terlebih dahulu dan terlempar jauh dari pusat ledakan? Nasib kejahatan saat ini memang runyam, gampang dikenali dan mudah dilacak.

Para buruh dan guru yang mogok kerja dan berunjuk rasa itu merupakan wujud Pengadilan Tuhan. Penjahat yang dikeroyok massa itu pun Pengadilan Tuhan. Koruptor yang terbongkar kejahatannya dan dihukum itu pun Pengadilan Tuhan.

Ah, Gubernur Papua, JP Salossa, keburu meninggal karena tak menaruh perhatian pada penduduknya yang kelaparan di Yahukimo. Begitu pun menara masjid Nurul Hidayah Al Bahar di Koja Jakarta Utara yang ambruk sendiri, tapi belum punya IMB (Izin Mendirikan Bangunan), mengingatkan kita pada penghancuran gereja-gereja yang dipersoalkan izinnya sebagai rumah ibadah. Ambruknya masjid besar itu tak sama dengan matinya JP Solossa, apalagi dengan kepala-kepala teroris yang terpental utuh; tapi, malaikat selalu bekerja untuk Tuhan menyatakan bahwa pembalasan-Nya itu niscaya selalu pas dan terukur. Dapat dilacak ukuran timbangan Tuhan itu dari Mahkamah-Nya.

Masa` anda tak tahu bahwa malaikat itu kini terpaksa reaktif menunjukkan Pengadilan Tuhan? Kalau itu anda nilai hanya sebatas sebagai perubahan sikap masyarakat yang memperturutkan situasi masa kini dan hanya mengikuti trend demokrasi. Maka, demo, unjuk rasa, kerusuhan-kerusuhan itu takkan marak seketika ke seluruh penjuru dunia.

Masyarakat yang telah menjadi biadab tak tahu menahu atas kekualatan Metro TV terhadap kami. Anda yang telah menyibak peluang penyulutan tindakan anarkisme atas komunitas Eden, alih-alih sebagai keprihatinan atas unsolved cases. Justru penindakanku atas penistaan itu tak kucadangkan menjadi unsolved cases. Aku pasti tuntas menghakimi. Cernakanlah saja setiap kejadian yang menimpa Metro TV saat tulah sumpahku telah berjalan.

Penyulutan upaya penghakiman massa dapat saja kutuduhkan terhadap Metro TV atas tayangan "Unsolved cases 2005"-nya. Itulah yang sedang terjadi di Eden saat ini. Lurah dan segelintir penduduk di wilayah ini tiba-tiba bergolak karena takut komunitas Eden dibrutali massa.

Maka, mereka pun berinisiatif mengusir kaum Eden dari wilayahnya. Tolong ini dicatat sebagai kecolongan berbuat salah, karena aku tahu hal itu tak kausadari. Itu hanya kebiasaan ceroboh menyajikan berita tanpa tanggung jawab. Dan, kini, apa lacur, anda berhadapan dengan Malaikat Jibril yang memang sedang mengincar berita-berita yang tak bertanggung jawab untuk diangkat menjadi masalah yang kutuntaskan.

Telah banyak contoh kebrutalan massa yang menghakimi. Itukah yang anda tuju? Sementara penggusuran lapak-lapak dan rumah rakyat kecil sungguh tak sama dengan eksekusi pengadilan atas rumah rakyat kecil oleh penguasa atau pengusaha. Akan tetapi, penggusuran rumah dan lapak-lapak itu adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.

Tapi, perusakan rumah-rumah ibadah adalah pelanggaran HAM terberat, apalagi penganiayaan terhadap Kerajaan Tuhan. Kekualatan itu dapat meluluhlantakkan sebuah negara. Tidakkah anda sadari?

Para perusak itu, belum terdengar mereka ditahan. Front Pembela Islam (FPI) tetap eksis walau telah banyak melakukan pelanggaran HAM, seolah mereka itu pasukan Allah yang tak bisa ditindak. Mengapa justru di era demokrasi ini sungguh banyak kesewenang-wenangan terjadi? Sungguh mahal demokrasi itu karena keadilan tertindih. Kalau sampai waktuku dihikmati, kusejajarkan dosa-dosa terorisme itu dengan tindakan kesewenang-wenangan penghancuran rumah ibadah.

Penghakiman massa itu kini mewabah. Tak peduli penghancuran rumah judi atau rumah-rumah ibadah. Jangan disamakan rumah ibadah dengan rumah judi. Penyamarataan itu sangat menghinakan kesucian agama.

Penilaian yang salah atas diri kami dapat berakibat penghancuran rumah ibadah kaum Eden, yang pula itu sesungguhnya kini adalah Kerajaan Tuhan. Kalau itu ingin dipakai sebagai landasan untuk melakukan tindakan anarkisme atas komunitas Eden dan tempat kediamannya oleh kaum radikal, maka begitulah kutuliskan kepadamu
fatwaku ini.

Jauhi tindakan anarkisme atas golongan-golongan yang dituduh sesat padahal mereka itu bukan orang-orang yang sesat dan mengingkari kebenaran ajaran Tuhan. Golongan komunitas Eden, Ahmadiyah, Pesantren Salafiah, Pondok I’tikaf Ngaji Lelaku, bukanlah golongan orang-orang yang sesat apalagi teroris, tapi mereka telah dihakimi massa. Gereja-gereja itu dan jamaahnya, mana ada yang bisa melawan tatkala dibrutali, tapi tangisan dan doa mereka itu termakbul.

Menuduh kaumku bisa jadi teroris? Seyogyanya anda berpaling menyidik siapa yang paling tegas menyerukan antiterorisme dan antianarkisme. Apakah anda tak membaca risalah-risalahku semua, padahal di sanalah aku menyodorkan ajaran antiterorisme dan antianarkisme?

Akulah pengendali zaman yang terkini. Jangan sampai salah menilaiku, karena pesan yang kusampaikan telah anda terima. Saat kau justru berbalik menilai kami seperti itu, itulah penistaan terhadap Kerajaan Tuhan yang kupimpin saat ini. Akulah Raja di Kerajaan Tuhan dan Hakim Tuhan di Mahkamah-Nya. Maka, aku tak sangsi akan menyatakan azab Tuhan atas penghinaan itu.

Seandainya tulah Kerajaan Tuhan terlaksana atas ‘kerajaan’ Metro TV, jangan ada lagi yang berani melecehkan, apalagi menghinakan kami dan Kerajaan-Nya. Justru azab yang akan menimpa Metro TV ingin kujadikan tanda kekuasaan Kerajaan Tuhan dan kekuatan kewenangan kami. Terlaknatlah mereka yang bersalah menghinakan komunitas Eden, para Rasul yang mendirikan Kerajaan Tuhan. Dan, hancurlah mereka yang mengingkari keberadaan Kerajaan-Nya.

Pergilah memohon berkah di Kerajaan-Nya. Bila tak nyata berkah dan rahmat-Nya di Kerajaan-Nya, silahkan anda menghancurkan kami. Tapi, bila kami ini tak pernah gagal menghadirkannya, terimalah Kerajaan Tuhan ini. Kami ini sungguh amat bertulah, namun pula sangat bermanfaat bagi semua umat dan bangsa-bangsa. Kami sanggup menegosiasikan keadaan dengan Tuhan. Kami menjanjikan perbaikan keadaan. Rahmat Tuhan niscaya melalui Kerajaan-Nya.

Telah terjadi penghinaan terhadap Rasul Tuhan dan Kerajaan-Nya. Telah tersebar penilaian yang salah itu ke publik seluruh Indonesia. Maka, telah terlaksana penyebaran fitnah itu. Padahal Metro TV telah menyimpan segenap petunjuk-petunjukku dan fatwa-fatwaku serta sumpah-sumpah Allah. Hanya setanlah yang sedia melecehkan hal yang sekeramat itu.

Demi kekeramatan sumpah-sumpah Tuhan dan sumpah Ruhul Kudus serta sumpah komunitas Eden yang dilecehkan, aku, Hakim Allah, ditugasi Allah untuk mencabut rahmat Tuhan atas Metro TV, dan menjadikan mereka contoh sebagai orang-orang yang diazab Tuhan. Wahai para penyelenggara stasiun televisi dan media massa, perhatikan azab yang akan menimpa Metro TV. Jadikanlah itu peringatan bagi siapa pun bahwa tiadalah Kerajaan Tuhan itu bisa dihinakan.

Sungguh tak terampunkan penghinaan atas sumpah Tuhan dan sumpah Ruhul Kudus. Telah terjadi penghinaan itu dan kami pun akan memperlihatkan kekeramatan sumpah dan kekeramatan Kerajaan Tuhan, Eden, serta kekuasaan Hakim Tuhan di Kerajaan-Nya. Wahai publik, jadilah saksi atas Penghakiman Tuhan ini.

Telah kunyatakan kutukan Tuhan atas bangsa Indonesia karena kedurhakaannya terhadap diri kami. Seperti itulah segala bencana yang terhadirkan di negeri ini. Kusejajarkan peringatanku itu dengan peringatanku kepada pers. Jadilah pers sebagai layanan masyarakat. Jadilah juga Kerajaan Tuhan ini sebagai layanan umat.


Metro TV bersalah karena menilai kami seperti golongan-golongan sesat lainnya dan dianggap sebagai salah satu bagian dari unsolved cases. Situasi dan kondisi Penghakiman Tuhan kepada bangsa Indonesia kusodorkan sebagai jawaban Tuhan. Jangan membalikkannya dengan menyatakan bahwa kasus Salamullah tak tertuntaskan; oleh karena itu, kamilah yang akan membalikkannya lagi. Kasus Metro TV-lah yang kuagunkan menjadi jawaban Tuhan yang telak sebagai penuntasan. Thus, the case is solved! Akan tersebar Penghakiman Tuhan atas Metro TV.

Penghakiman Tuhan itu akan mudah ditengarai oleh publik bilamana Penghakiman-Nya itu dapat ditonton oleh publik. Sebuah stasiun televisi yang dihakimi menjadikan perhatian yang mencolok. Semoga itu akan menjadi pelajaran bagi insan pers.

Aku selalu cerdas mempertontonkan kesalahan atau dosa. Mau apa bila pembeberan kesalahan itu bisa melalui perbuatan Metro TV sendiri? Mawaslah, malaikat itu kalau bekerja sangat cerdas dan teliti. Kemahakuasaan Tuhan sedang ingin kusitirkan ke publik.

Ah, pengelola Metro TV, dosa-dosa kalian kan tidak sedikit. Sedikit saja dosamu bila ingin kubalikkan, maka akan terungkap menjadi noda. Lalu, siapa yang akan menghargaimu lagi? Pertimbangan besaran dosa dan penilaian timbangan keadilan Tuhan atas hukuman-Nya juga ingin kutorehkan dalam kenangan bangsa. Sebenarnya
ingin kuajarkan mengenali besaran dosa penghinaan terhadap Rasul dan sumpah Allah. Daripadanya biar masyarakat sanggup memahami tulah sumpah. Semacam mengajari para pejabat agar berhati-hati bekerja setelah melepas sumpah jabatannya. Jangan sekali-kali melanggar sumpah pada saat sekarang ini. Namun,
jangan sekali-kali melecehkan sumpah dengan sembarangan. Sumpah Tuhan dan sumpah
Ruhul Kudus telah dilecehkan Metro TV. Nilailah besaran Penghakiman Tuhan melalui tindakan Tuhan atas mereka. Ini pun kasus terawal dari persaksian secara langsung pengeksekusian oleh Ruhul Kudus atas sebuah kesalahan, agar anda yakin aku memang Hakim Tuhan.

Selepas surat terbuka ini ke publik, jangan menghindari suara hatimu yang mengingatkan dosa-dosamu, karena itu adalah suaraku. Dan, kuperlihatkan kepadamu pembalasan dosa-dosamu itu secara aktif. Nun, bahasaku itu adalah bahasa nurani
yang sangat jelas, yang dapat menuntunmu mampu melihat apa saja yang kugunakan untuk membalaskan dosa-dosamu. Ucapan-ucapan semua orang pada saat ini menyimbolkan suara malaikat. Kalau kau terlontar menyebutkan perasaanmu yang
terkuat, padahal runyam bagimu, itulah pengakuan yang tak kausadari. Itu suara
malaikat yang terlepas. Layaknya seperti pengakuan Probosutedjo nan lugu di
televisi.

Jangan tak menghargaiku, karena kesuksesanmu adalah milik Tuhan. Milikmu itu, bila dihadapkan kepadaku, bak agar-agar yang dihadapkan dengan batu. Malaikat penyiksa itu bukan aku, tapi aku malaikat pembawa wahyu dan juga pembawa rahmat, sekaligus juga pencabut rahmat. Bila tercabut rahmat untukmu, sulit bagimu mendengar pujian pemirsa lagi.

Anda memasukkan komunitas Eden sebagai kasus-kasus yang tak tertuntaskan, sementara kami ini sedang ingin menjabarkan bagaimana kekualatan itu dihakimi Tuhan secara tuntas. Kerajaan Tuhan sudah resmi dan akan kami adakan juga keresmian fatwa Penghakiman dan keresmian Penghakiman melalui kesalahan Metro TV atas komunitas Eden, sekaligus terhadap Kerasulan Malaikat Jibril dan Kerajaan Tuhan. Sesungguhnya, institusi Kerajaan Tuhan dan kewenangannya terangkat melalui isu Penghakiman terhadap Metro TV. Maka, niscaya pembalasan Tuhan atas kasus Metro TV akan terasa sebagai kasus Penghakiman yang tuntas sebagai bukti keberadaan kami, bukan sekedar unsolved cases. Percayalah!

Rahasia Penghakiman Tuhan segera anda ketahui. Semoga anda dapat mencari jalan menuntaskan kasus-kasus anda sendiri di hadapan kami. Sungguh, aku takkan mengingkari pertanggungjawaban atas segala tindakan kami terhadap Metro TV. Semoga anda cepat menyadari kekeliruan anda itu. Hargailah sumpah Ruhul Kudus dan sumpah Tuhan. Amin.

Jakarta, 22 Desember 2005

Jibril Ruhul Kudus
sumber: www.liaeden.info

No comments:

Post a Comment