Tuesday, November 29, 2011

Menengok Perkampungan Jamaah An Nadzir di Sulsel

Detik.com, Selasa, 09/09/2008 11:11 WIB
Muhammad Nur Abdurrahman - detikRamadan
 
Gowa - Pada tahun 1998, KH Syamsuri Abdul Majid ber-Tabligh Akbar di beberapa penjuru nusantara. Ia datang dari Banjarmasin dan sempat mendirikan pondok pesantren Rabiatul Al Adawiyah di Dumai, Kepulauan Riau. Saat melakukan tabligh akbar di beberapa tempat di Sulawesi Selatan, Kyai Syamsuri mendapat banyak simpati dan pengikut. Di antaranya adalah ustadz Lukman dan ustadz Rangka.

Kyai Syamsuri pun menetap di Sulsel dan mendirikan Majelis Jundullah. Namun tak lama berdiri, nama Majelis Jundullah dikomplain oleh Laskar Jundullah pimpinan Agus Dwikarna. Agus yang sekarang masih dipenjara pemerintah Filipina, merasa bahwa kata Jundullah sudah lama identik dengan nama laskarnya. Sebab itu, Kyai Syamsuri dan beberapa pengikutnya memilih mengubah nama Majelis Jundullah menjadi Jamaah An Nadzir.

Secara harfiah, menurut ustadz Lukman yang ditemui detikcom di perkampungan An Nadzir Kampung Mawang, kata An Nadzir dari bahasa Arab yang berarti pemberi peringatan. Lukman merincikan, obyek yang diberi peringatan secara langsung adalah pengikut jamaah An Nadzir yang tinggal di kampung Mawang. Sementara secara tidak langsung, memberi peringatan pada umat Islam pada umumnya.

Jumlah pengikut An Nadzir saat ini, menurut Lukman, yang tersebar se-Nusantara berjumlah sekitar 10 ribu anggota. Belum termasuk yang ada di Singapura dan Malaysia. Sedangkan yang ada di Kampung Mawang, Kec. Bontomarannu, Gowa-Sulsel, berjumlah sekitar 900 anggota atau sebanyak 140 kepala keluarga. Jamaah An Nadzir pun punya badan hukum berupa yayasan yang berpusat di Jakarta, yang diketuai oleh Ir Lazuardi.

Sepeninggal Kyai Syamsuri di tahun 2006, Ustadz Rangka berinisiatif membentuk perkampungan An Nadzir di Kampung Mawang. Dibandingkan jamaah An Nadzir yang ada di tempat lain, di kampung Mawang adalah format perkampungan yang paling lengkap se-Indonesia. Di perkampungan ini, mereka tinggal di rumah pondok yang terbuat dari bambu dan beratap rumbia. Sebagian besar pengikut An Nadzir menggantungkan hidup dengan bertani dan memelihara ikan mas, dengan luas lahan garapan mencapai 8 hektar. "Hasil pertanian dan perikanan kemudian dikumpulkan di Baitul Maal yang keuntungannya akan dibagikan pada setiap anggota jamaah," ungkap ustadz Lukman.

Mereka memilih membentuk perkampungan yang jauh dari keramaian kota tidak lain untuk lebih leluasa dan tenang melaksanakan perintah Allah dan menjadi ahlulbait Nabi Muhammad. Mereka meyakini tanda-tanda akhir zaman akan segera tiba. Di antara tanda akhir zaman yang disebut oleh Rasulullah, adalah dengan umatnya akan terasing dari umat manusia lainnya. "Dalam hadist nabi, dijelaskan kemunculan 313 orang yang memurnikan Islam dari belahan timur." tutur Lukman.

Yang khas dari kaum pria jamaah An Nadzir ini adalah kostum jubah sepaket sorban, dan rambut yang dipanjangkan serta diwarnai. Tak ketinggalan, mereka juga memakai celak. Sedang kaum muslimah An Nadzir menggunakan jilbab besar disertai kain cadar penutup muka. Ustadz Lukman menegaskan bahwa memanjangkan rambut dan diberi pewarna sesuai dengan beberapa referensi hadist Rasulullah. "Untuk menjadi ahlulbait Rasulullah harus mengikuti hidup rasulullah secara keseluruhan." tutur Lukman.

Selain itu, perbedaan yang mencolok adalah penetapan waktu shalat. Jamaah An Nadzir menggunakan alat pengukur bayangan matahari yang diberi waterpass untuk menentukan jadwal Shalat. "Jam hanya dipakai pada saat langit mendung atau musim hujan," pungkas Lukman. Mereka percaya, shalat lima waktu yang diterima oleh Allah adalah shalat Dzuhur di akhir waktu yakni sekitar pukul 15.00 WIB, Shalat Ashar pukul 15.30 WIB, Magrib saat senja tenggelam dan langit yang gelap. Sedangkan shalat Isya mereka juga laksanakan di akhir waktu, yakni pukul 04.00 WIB dini hari, menjelang shalat Subuh.

Pada masa awal berdirinya perkampungan An Nadzir, kelompok ini sempat diintai dan didatangi oleh anggota intelijen Polda Sulsel dan Kodam VII Wirabuana. Mereka dicurigai membentuk kamp pelatihan terorisme. Ternyata mereka tak satupun mendapatkan apa yang mereka kira.

Pernah pula mereka dicurigai sebagai ajaran Islam yang menyimpang. Setelah perwakilan staf Bimas Islam Dep. Agama, Baihaqim yang mewakili menteri agama mengklarifikasi anggapan jamaah An Nadzir menyebarkan kesesatan. Menurut kutipan ustadz Lukman, Baihaqim berkesimpulan tidak ada masalah dalam persoalan akidah. Sedangkan, perbedaan menjalankan syariat itu lumrah bagi pemeluk Islam.
( mna / tbs )

2 comments:

  1. Malaysia anjing !!!! ajarkan peperangan atas nama Islam !
    Kalau saja kau benar coba kau perang dengan turunan china, India, inggris di negaramu

    Bangsat kau !!!!

    ReplyDelete
  2. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    ReplyDelete